Wulan, salah seorang pekerja di tempat itu mengatakan, para pekerja di sini juga kesulitan mendapatkan akses bantuan dari pemerintah, karena sebagian besar adalah para pendatang.
Ketika mencoba peruntungan lain, ketidakpastian akan jalan baru seperti mencoba layanan seks daring juga tengah dihadapinya, saat dampak ekonomi benar-benar membuat banyak dompet tuan hidung belang tak ingin 'jajan'.
"Kami disini dihadapkan pada situasi sulit, mati kelaparan atau terjangkit virus, walaupun begitu kalau ada klien pasti kami layani, yang penting bisa makan saja dulu," tambahnya.
Sebagian besar para PSK di sini adalah ibu-ibu yang juga memiliki keluarga dan anak. Ancaman krisis di tengah pandemi ini bukan saja menjadi ancaman bagi dirinya sebagai sosok perempuan, namun juga ancaman bagi keberlangsungan hidup keluarga termasuk anak-anak di sana. Selamat Hari Perempuan Sedunia. (Ista)