Buntut Tewasnya Erfaldi, Polda Sulteng Sita Senjata Api Belasan Personel

Selasa, 15 Februari 2022 12:13 WIB

Share
Kabid Humas Polda Sulteng, Komisaris Besar Polisi Didik Supranoto (Foto; Humas Polres Parigi Moutong)
Kabid Humas Polda Sulteng, Komisaris Besar Polisi Didik Supranoto (Foto; Humas Polres Parigi Moutong)

PARIGI, POSKOTA SULTENG – Pasca Insiden tewasnya Erfaldi saat pembubaran masa aksi di Desa Sinei, Tinombo Selatan, Parigi Moutong Sabtu 12 Februari 2022, Polda Sulawesi Tengah menyita 15 pucuk senjata api milik anggotanya untuk kepentingan penyelidikan dalam investigasi yang tengah dilakukan Bidang Propam, Ditwasda, Krimum serta Labfor Polda Sulsel.

“Saat ini, Propam telah memeriksa 17 orang anggota Polres Parigi Moutong, dan menyita 15 pucuk senjata api. Kita akan cocokkan melalui uji balistik, dicocokkan bersama proyektil yang ditemukan di TKP,” ungkap Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, Komisaris Besar Polisi Didik Suporanoto saat Konferensi pers di Polres Parimo, Senin,14 Februari 2022.

Didik mengatakan, seluruh senjata api yang disita merupakan milik personel Polres Parigi Moutong, sementara personel gabungan yakni Brimob yang turut membantu saat pengamanan unjuk rasa tersebut, tidak membawa senjata api, melainkan gas air mata.

Kata Didik, sebelum pelaksanaan pengamanan unjuk rasa dilakukan, Kapolres telah memerintahkan untuk tidak membawa senjata api, namun belakangan diketahui terdapat anggota yang turut membawa senjata api saat pengamanan aksi unjuk rasa.

"Memang sudah ditekankan Kapolres sebelum pelaksanaan pengamanan unjuk rasa tidak ada yang membawa senjata api," ungkapnya.

"Jadi secara umum kepolisian sudah bertindak secara SOP, saya ulangi secara umum, sudah sesuai SOP, tetapi ada yang melanggar," tegas Didik.

Lanjut ia menjelaskan, saat ini pihak Laboratorium Forensik masih melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang kemudian akan dilanjutkan dengan uji balistik.

“Jika dari hasil pengujian tersebut ada kecocokan dengan 15 senjata api tersebut, maka dilakukan gelar perkara untuk memastikan siapa pelakunya,” tandasnya.

Sebelumnya, pada sabtu 12 februari 2022 hingga Minggu,13 Febuari 2022 dini hari, terjadi bentrok antara aparat kepolisian dan massa aksi unjuk rasa menolak tambang di Desa Sinei, tinombo selatan, Parimo. Akibat bentok tersebut, seorang pemuda, Erfaldi (21 tahun) tewas dengan luka tembak dibagian perut. (katrin)

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler